“ Belokin, Belokin! Jangan lurus aja entar nabrak tembok “ Seru Denis kepada Satria yang bermain remot control di ruang tamu rumah Satria. “ Iya iya ini gua belokin, tenang aja ngapa “ saut Satria.
Datanglah Bapaknya
Denis yang terlihat oleh mereka di depan pintu, “ Denis, ayok ikut Bapak, kita
main “ tanpa berfikir Panjang, Denis pun meng-iya-kan dan langsung pamit kepada
Satria.
“ Pak pak,
denis mau punya mobil remot kaya Satria “ Denis memohon dengan perasaan yang sedikit
iri. “ Iyak sabar yaah, nanti kita beli “ Balas Bapaknya Denis dengan senang. Tangan
Bapak Denis yang hitam dan postur badannya yang kurus itu masih kuat
menggendong anaknya menuju ke jalan raya.
Bapak Denis
pun mengulurkan tangan ke mobil angkutan kota mengisyaratkan akan naik. Di
dalam angkutan yang ramai dengan penumpang ibu-ibu dan sedikit lelaki tua. “
Anaknya lucu banget yak pak, siapa Namanya “ sapaan awal lelaki tua kepada
Bapaknya Denis. “ Denis, kamu di tanyain nama kamu siapa, Ayok jawab! “ Ucap
Bapak Denis ke anaknya. Denis yang risih lalu menggelengkan kepalanya lantas
bersembunyi di pelukan ayahnya. Seisi angkutan pun tertawa melihat tingkah
Denis.
“ Namanya
Denis Pak, ini dia baru umur 5 Tahun, Anak pertama saya “ kata Bapak Denis
menjawab pertanyaan lelaki tua itu. “ Oooh Deniis, halooo, sini duduk sama
engkong “ sambung lelaki tua kepada Denis. “ Engggaaaaakkk maauuu “ teriak
Denis lalu menarik-narik baju Bapaknya seolah mengisyaratkan “ Kapan nyampenya
sii “.
“ Kiri piir
“ Bapak Denis memberhentikan mobil. Bapak Denis pun pamit kepada lelaki tua itu
dan bergegas turun untuk membayar angkot. “ Kita mau kemana Pak “ tanya Denis “
Ke sana “ Jawab Bapak Denis dengan sejuk sambil menunjukan jarinya ke arah toko
mainan di seberang sana.
Di dalam sana
( toko mainan ), Bapak Denis mulai mencari-cari mobil remot yang sejenis dengan
milik Satria dan teman-teman Denis yang lainnya yaitu Mobil Remot jenis
Nirkabel. Mata Bapak Denis tertuju ke suatu rak dan mulai mengambil Mobil Remot
yang di rasa sama. Mainan itu sekarang sudah berada di tangan Bapak Denis
dengan rasa sangat senang, “ Akhirnya ketemu juga “ Ucap hati Bapak Denis.
Beliau mulai mengamati sisi-sisi dan kualitas dari mainan tersebut, dan jleeeg,
Bapak Denis kaget dengan perasaan campur aduk. Seketika kesenangan yang baru di
rasakan Bapak Denis menghilang dan berubah sedih ketika tau harga mainannya gak
cukup dengan uang yang di bawanya.
Bapak Denis
pun mengembalikan mainan tersebut ke tempatnya tanpa sepengetahuan Denis yang dari
awal di ambil. “ Pak pak, liat ini, baaguuus “ Denis menghampiri Bapaknya
dengan membawa mainan handycam di tangannya. Bapak Denis ingin membeli mainan
handycam itu karena harganya dapat ia jangkau, tetapi tidak jadi karena
berfikir teman-teman Denis kebanyakan mempunyai mainan mobil remot dan sadar jika perasaan anak itu
gampang ber ubah-ubah.
“ Kalau
yang ini dulu mau enggak? Nanti kalo Bapak punya uang lagi, kita beli yang kayak
Satria “ tanya Bapak Denis sambil menyodorkan mobil remot berkabel sambil
memberi pengertian. Melihat mobil remot itu Denis yang memang mengerti kondisi
penghasilan Bapaknya meng-iya-kan dan lalu membelinya.
“ Tok tok
tok Denis “ suara ibu memanggil di balik pintu, memecahkan suasana hening dalam
kamar. Denis tersadar dari bayangan dia bersama Almarhum Bapaknya sewaktu kecil.
“ Iya mah “ saut suara bindeng Denis sambil menyeka bekas airmata yang menetes
di pipinya. Denis pun langsung mengambil wudhu dan bergegas menggantikan orang
yang me-ngaji-kan Al-Qur’an untuk Bapaknya di malam Tahlil ke 2 Alm Bapak
Denis.
Komentar
Posting Komentar